Senin, 17 Juni 2013

Tips Mempersiapkan Diri Sebelum Pernikahan Mempersiapkan diri untuk memasuki dunia pernikahan lebih penting dari mempersiapkan pernikahan itu sendiri. Jika persiapan sudah mantap tetapi Anda sendiri belum siap, maka semuanya akan sia-sia. Simak tips mempersiapkan diri sebelum menikah, seperti yang dilansir dari yourtango. 1. Kendalikan Keuangan Uang merupakan hal yang sangat penting, tak jarang pula uang bisa menyebabkan pertengkaran dalam pernikahan. Jika selama pacaran Anda dan pasangan banyak menghabiskan uang untuk berkencan, kini Anda harus mengontrol uang dengan baik demi membayar tagihan rumah tangga. Buat kesepakatan mengenai berapa banyak uang yang harus dibayar dan siapa yang membayar. Ada baiknya hal ini dibicarakan dengan pasangan sebelum acara pernikahan agar tidak terjadi kesalahpahaman di kemudian hari. 2. Belajar Berkomunikasi Dengan Baik Komunikasi yang efektif itu sangat diperlukan dalam sebuah hubungan. Apabila ada salah komunikasi, maka bisa timbul permasalahan yang rumit. Ingat, mengharapkan pasangan tahu keinginan Anda dengan sendirinya, sama sekali bukan cara berkomunikasi yang baik. Cobalah untuk terus memperbaiki cara berbicara dan mendengarkan yang baik agar pasangan mengerti apa yang Anda inginkan serta yang tidak. 3. Memiliki Hubungan dengan Tuhan Salah satu fondasi dalam pernikahan adalah Tuhan. Ketika Anda dan pasangan mengucap janji pernikahan, Anda berdua sedang berhadapan dengan yang Maha Kuasa. Tujuan menikah karena beribadah, tentu bisa membantu meyakinkan diri Anda untuk menghadapi dunia pernikahan.
Duta Mahasiswa GenRe 2012 Kalsel dan Bali Raih Piala Bergilir Ibu Negara JAKARTA, bkkbn online, Duta Mahasiswa GenRe Sauqi Maulana dari Kalimantan Selatan dan Ni Putu Asteria Yuniarti dari Bali terpilih sebagai Duta Mahasiswa GenRe 2012 tingkat nasional dan berhak meraih Piala Bergilir Ibu Negara Ani Yudhoyono. Penghargaan tersebut diserahkan oleh Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Pusat Dr dr Sugiri Syarief, MPA, pada acara penutupan Pemilihan Duta Mahasiswa GenRe di Hotel Kartika Chandra Jakarta, Kamis (10/5) malam. Selain mendapat piala bergilir Ibu Negara, Juara I Duta Mahasiswa GenRe juga mendapat piala tetap Kepala BKKBN Pusat, piagam penghargaan, dan mendapat uang pembinaan sebesar Rp15 juta. Juara II Duta Mahasiswa GenRe 2012 tingkat nasional diraih oleh Johan A Pieter Ginnuy dari Papua dan Rani Okta Rina dari Lampung dengan hadiah piala, piagam penghargaan, dan uang pembinaan sebesar Rp10 juta. Sebagai Juara III diraih oleh Rahmat Nazilla dari Aceh dan Hermalina A Windessy dari Papua dengan hadiah piala, piagam, serta mendapat uang pembinaan sebesar Rp7 juta Juara Harapan I diraih oleh Vebriano Lesnussa dari Maluku dan Sri Agustina dari Kalimantan Selatan, mereka mendapatkan piala, piagam, dan uang pembinaan sebesar Rp4 juta. Juara Harapan II direbut oleh Yaremia Alpea dari Daerah Istimewa Yogyakarta dan Chiesilia Dumingan dari Sulawesi Utara dengan hadiah piala, piagam, serta uang pembinaan Rp3 juta. Untuk Duta Mahasiswa GenRe favorit 2012 dimenangkan oleh Johan A Pieter Ginnuy yang juga meraih Juara II dan Qintari Ayu Aninditha dari Sumatera Utara, hadiahnya piagam dan uang pembinaan Rp5 juta. Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Dr dr Sugiri Syarief, MPA mengatakan, seluruh peserta pemilihan Duta Mahasiswa GenRe yaitu 64 peserta dari 32 provinsi di Indonesia adalah juara. "Anda tidak perlu berkecil hati bagi yang tidak bisa menjadi juara nasional, karena semua Anda bisa disini karena anda juara. Anda semua tetap menjadi mitra BKKBN dalam mensosialisasikan program GenRe di provinsi masing-masing," ujarnya. Sebagai Duta Mahasiswa GenRe akan selalu dilibatkan dalam sosialisasi program GenRe di lingkungan kampus dan sosialisasi PIK Mahasiswa. Identitas Duta Mahasiswa GenRe pun akan melekat kapan pun dimana pun dia berada. Oleh karenanya, para Duta Mahasiswa dituntut untuk terus bersemangat menyampaikan pesan-pesan GenRe, antara lain melangsungkan pendidikan secara berencana, merencanakan kehidupan berkeluarga yang sehat dengan menghindari seks bebas, penyalahgunaan napza, dan menghindari tertularnya HIV/AIDS. Sugiri mengatakan, hadirnya Duta Mahasiswa di tengah-tengah remaja dan mahasiswa dinilai sangat strategis, karena menurut Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007, sebanyak 71 persen remaja lebih menyukai curhat dengan sebanyanya. "Saya juga minta Anda jangan buru-buru kawin. Rencanakan dengan matang jika mau kawin. Tidak menikah di usia muda sangat berpengaruh pada penurunan fertilitas atau total kelahiran dari perempuan yang merupakan tujuan program kependudukan dan KB nasional," kata Sugiri.(kkb2)
KELUARGA BERENCANA: GERAKAN PRAMUKA DILIBATKAN Rahmayulis Saleh JAKARTA: Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) memperkuat Pramuka Saka Kencana, untuk menyosialisasikan program kependudukan, keluarga berencana, kesehatan reproduksi, dan bahaya pernikahan dini kepada remaja. Melalui pramuka satuan karya kependudukan dan keluarga berencana (Pramuka Saka Kencana)ini, BKKBN mengajak para remaja, belajar mengenai pendidikan kesehatan reproduksi (Kespro), melalui kegiatan bermain, belajar, dan pelatihan lebih sederhana dan mudah dipahami. "Sosialisasi pendidikan Kespro kepada remaja melalui Saka Kencana, dianggap ideal bagi kalangan pemuda. Sebab, segmen pramuka sesuai dengan usia remaja," kata Sudibyo Alimoeso, Deputi Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga BKKBN, di sela-sela acara pembentukan Saka Kencana), Rabu (8/8/2012). Dia menuturkan program itu sudah terbentuk sejak 2002. Namun, terhenti karena para pengurusnya mulai sibuk dengan kegiatan lainnya. "Program ini kami rasa penting, karena itu dihadirkan kembali dalam berbagai kegiatan keremajaan, termasuk menyosialisasikan program BKKBN," ungkap Sudibyo yang juga Ketua Saka Kencana BKKBN. Menurut dia, kegiatan pramuka mendorong masyarakat berperilaku positif. Selain itu dapat menanamkan nilai positif dan karakter bangsa. "Ini yang akan kita tumbuhkan lagi," ujarnya. (ra) Rahmayulis Saleh.
Rekomendasi Kaum Muda Soal Kawin Paksa & Kawin Muda Diapresiasi Nusa Dua, Salah satu rekomendasi dari Global Youth Forum mendapatkan apresiasi dan pujian dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Rekomendasi tersebut berisi anjuran untuk menghapus kawin paksa dan pernikahan dini. Selengkapnya, poin rekomendasi nomor 3 yang dihasilkan dalam Global Youth Forum di Nusa Dua Bali, 4-6 Desember 2012 adalah sebagai berikut: Menghapuskan praktik-praktik tradisional yang berbahaya, seperti sunat paksaan, pernikahan dini dan pernikahan paksa, kekerasan berbasis gender, dan kekerasan terhadap perempuan. Deputi Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga BKKBN, Sudibyo Alimoeso menilai rekomendasi tersebut sangat baik dan sejalan dengan anjuran BKKBN. Selama ini, BKKBN memang menganjurkan agar perempuan baru menikah setelah 20-21 tahun dan laki-laki setelah 25 tahun. "Dengan menghindari perkawinan muda, diharapkan perkawinan yang dilakukan menjadi perkawinan yang dewasa. Asumsinya generasi muda ini sudah mendapatkan pendidikan yang komprehensif dan pekerjaan yang layak, emosinya lebih matang dan mereka khususnya remaja putri siap menjadi ibu rumah tangga dari sisi kesiapan kesehatan reproduksinya," kata Sudibyo melalui pesan pendek kepada detikHealth, seperti ditulis Jumat (7/12/2012). Penundaan usia nikah diharapkan juga bisa menekan angka Adolescents Fertility atau perbandungan jumlah anak yang lahir dari orang tua berusia belasan tahun. Idealnya, BKKBN menyarankan bahwa usia sehat untuk hamil dan punya anak adalah umur 20-35 tahun. Hanya saja Sudibyo memberikan catatan, rekomendasikan untuk menghapuskan sama sekali praktik pernikahan dini akan sulit diterapkan khususnya di Indonesia. Selain peraturan perundangan belum mendukung, budaya kawin muda juga sudah terlanjur mengakar dalam budaya tertentu. Demikian juga mengenai rekomendasi untuk menghapus kawin paksa, Sudibyo juga menilainya sebagai tuntutan yang masih wajar-wajar saja. Menurutnya, perkawinan yang sehat adalah perkawinan yang didasari oleh rasa saling mencinta dan bukan karena terpaksa. "Dikhawatirkan perkawinan yang dipaksakan akan menyulitkan pasangan memahami perbedaan di antara mereka saat nanti menikah. Padahal perkawinan itu menyatukan 2 perbedaan," pesan Sudibyo. BKKBN melalui program Generasi Berencana atau GenRe sering mengkampanyekan anjuran agar para remaja tidak terjebak dalam kecenderungan kawin terlalu muda maupun kawin paksa. Kini anjuran tersebut telah didukung oleh rekomendasi Global Youth Forum yang dirumuskan leh 600-an delegasi anak muda dari 130 negara anggota Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB). Copyright © 2011 - BkkbN - All Right Reserved
http://www.youtube.com/watch?feature=player_detailpage&v=q1AQp44jsJA